DOWNLOAD
how to become a good interpreter.pptx
https://docs.google.com/file/d/0B2eWHvVkn3k3VDZEek1kWXNEdUE/edit?usp=sharinghttps://docs.google.com/file/d/0B2eWHvVkn3k3VDZEek1kWXNEdUE/edit?usp=sharing
16.7.13
26.6.13
FAKTOR PSIKOLOGI DALAM PROSES BELAJAR
Pendahuluan
Pembelajaran
adalah suatu proses untuk merubah perilaku peserta didik. Dalam pembelajaran
terjadi suatu proses panjang agar tujuan yang dicapai memenuhi harapan yang
ingin dicapai. Pembelajaran yang menjadikan peserta didik dapat merubah
perilaku terkadang memiliki beberapa kendala sehingga tujuan yang ingin dicapai
tidak mengalami perubahan. Berangkat dari kendala-kendala yang ada pada peserta
didik, kami akan menjabarkan beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi dalam
proses belajar siswa.
Pembahasan
Dalam proses
pembelajaran sering dipahami bahwa di dalamnya terjadi interaksi guru dan siswa
dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan
sikap dan tingkah laku siswa. Pembelajaran berupaya mengubah siswa yang belum
terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan
tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan, siswa yang masih
memiliki sikap (tingkah laku) negative menjadi sikap positif (lebih
diutamakan).Dari proses tersebut dipastikan akan timbul kendala-kendala yang
dapat menyebabkan menurunnya minat belajar siswa. Salah satunya pada aspek
psikologis.
Banyak
faktor yang mempengaruhi aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas peroleh belajar siswa. Namun, di antar faktor-faktor rohaniah
siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai
berikut :
1.
Intelegensi
siswa (tingkat kecerdasan)
2.
Minat
3.
Bakat
4.
Sikap siswa
5.
Motivasi
a.
Intelegensi
siswa
Intelegensi
pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara tepat (Reber,
1988). Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus
diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih
menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan
pengontrol hampir seluruh aktivitas manusia.
Raden Cahaya
Prabu (1986: 45) mengatakan bahwa anak-anak yang taraf inteligensinya di bawah
rata-rata, yaitu dull normal, debil, embicil, dan idiot
sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan mencapai pendidikan tinggi
karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan anak-anak yang taraf
intelingensinya normal, di atas rata-rata seperti superior, gifted atau genius,
jika saja lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan pendidikannya turut
menunjang, maka mereka akan dapat mencapai prestasi dan keberhasilan dalam
hidupnya.
Akhirnya
pembahasan ini bermuara pada kesimpulan, bahwa kecerdasan merupakan salah satu
faktor dari sekian banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam
belajar di sekolah.
b.
Minat
Secara
sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Timbulnya minat disebabkan beberapa
hal, diantaranya adalah ingin menaikkan martabat, pekerjaan, serta hidup senang
dan bahagia tentunya.
Menurut (Dalyono, 1997: 56), minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang
akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Cara untuk
menimbulkan minat anak didik terhadap sesuatu dengan memahami kebutuhan anak
didik dan melayani kebutuhan anak didik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat
bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang
baru adalah dengan menggunakan minat-minat anak didik yang telah ada.
c.
Bakat
Bakat (aptitude)
adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang dalam proses
belajar untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Memang, bakat
diakui sebagai keahlian tertentu yang dimiliki seseorang sejak masih usia dini,
bahkan sejak lahir. Namun keahlian tersebut masih memerlukan latihan-latihan
supaya keahlian tersebut menjadi lebih matang.
d.
Sikap siawa
Sikap adalah
gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau
merespon (respon tendency) dengan cara relatif tetap terhadap obyek
orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
Menurut Bruno
(1987), sikap (attitude) adalah kecendrungan yang relatif menetap untuk
bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecendrungan
siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.
e.
Motivasi
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan
internal organism yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian
ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara
terarah (Gleitman, 1986; Reber,1988)
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Motivasi
Intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi
intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi
yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu
konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi
intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya
sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
b) Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini
merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah
dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib
sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit
dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam
perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena
lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain.
Perlu
ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting.
Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan
siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak
bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di
rumah.
Bahwa setiap
siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat
diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam
kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik
sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan
inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan
kegiatan belajar.
Kesimpulan
1.
Pembelajaran
berupaya mengubah siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa
yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki
pengetahuan, siswa yang masih memiliki sikap (tingkah laku) negative menjadi
sikap positif.
2.
Ada beberapa
faktor psikologi dalam proses belajar, diantaranya:
a.
kecerdasan/
inteligensi siswa adalah kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara tepat.
b.
minat adalah
penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
c.
bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang.
d.
sikap siswa
adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk
mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara relatif tetap
terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.
e.
motivasi adalah
keadaan internal organism yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku
secara terarah.
31.5.13
French state has legalized same-sex marriage
In this section I will inform you
about the "French state has legalized same-sex marriage".
May be you think it is normal, or maybe you have previously hearing to challenge the countries that have legalize same-sex marriage. but for me, I just knew something like this last night, when I was read the news on the internet that the French state issued laws on marriage legalized same-sex. I was shocked, stunned, and wow hear this news, because, if we think it, what would happen???????
May be you think it is normal, or maybe you have previously hearing to challenge the countries that have legalize same-sex marriage. but for me, I just knew something like this last night, when I was read the news on the internet that the French state issued laws on marriage legalized same-sex. I was shocked, stunned, and wow hear this news, because, if we think it, what would happen???????
As reported by the BBC, Saturday (05/18/2013), that the president of French state said "I've decisions, it is time to respect for the laws of this republic (France), "
The first same-sex marriage officially will only be done after 10 days signing of the law. But the Minister of Parliamentary Relations Alain Vidalies said, wedding celebration of same-sex marriage will take place before
July 1.
Hollande and his Socialist Party, in fact has been discussed about marriage same-sex issue since he was elected be French presidents one year ago. After a heated debate, the law same-sex marriage and adoption, finally won by the French Senate and assemblies of the people. Of course, this sort of thing gets opposition from some French society, as well as the UMP party, where the ex Fench president Nicolas Sarkozy sheltered, but the Nicolas Sarkozy’s argument is rejected by the French council constitution.
According to the council, not same-sex marriage contrary to the principles of the constitution and this marriage are not at odds with violation of the freedom and sovereignty nationwide.
And this case has made the French state as the 9th European countries that have legalized same-sex marriage.
See you next time guys
28.5.13
THE BEAUTY OF GOD'S CREATION
Jarum arloji telah menunjuk
pukul 23.00 malam
kumulai perjalanan malam
jalan-jalan, jalan malam, jalan
di malam hari
ditemani tebaran bintang yang
menyinari
sinar redup rembulan tak mampu
menerangi jalan ini
sebatang rokok slalu terselinap
diantara jari-jari
membuahkan asap yang menari-nari
nyanyian kecil pun terbumbung
dari bibir ini
terseling oleh siulan aneh yang
membawakan irama lagu tak mumpuni
semakin jauh ku melangkah,
semakin sulit jalan yang ku tempuh
semakin jauh ku melangkah,
semakin sulit kaki tuk melangkah
dingin angin malam mencucuk
tulang
membawa embun pagi mengecup
pandang
ruang gelap terselimut kabut
malang
aral pun melintang
rintangan menghadang
namun semuanya tak ku hiraukan
sibakkan semua dengan semangat
dan tujuan
tekad yang membulat mendorongku
tuk meraih asa
adalah “the beauty of God's
creation" pastinya
huh........ kusulut lagi
sebatang rokok
ku seka kelu yang menjalari
wajah
ku pandang jauh kesana langit
mulai berwarna merah tanah
tanda sang surya akan menyembul
dari tempat peraduannya
lama aku menunggunya
hahay
akhirya kau muncul juga
"SUN RISE" yang
didamba
huh.... sungguh agung ciptaan
Tuhan
indahnya suatu pemandangan
terbayar sudah perjalananku
terbayar sudah perjalananku
perjalanan yang penuh arti dan
makna
bahkan akal tumpul ini pun tak
mampu mencerna
seandainya dapat dicerna
akan ku ungkapkan dengan
kata-kata
andaikan dapat dibayangkan
akan ku lukis diatas kai kanvas man
namun smuanya itu tak dapat
kulakukan
hanya hati ini yang dapat
mencerna
membayangkan dan memecahkannya
lama aku menikmatinya
hingga tak sadar matahari mulai
meninggi
sampai aku lupa diri tuk kembali
hanya satu ungkapan yang dapat
kuucapkan
disaat aku mulai pergi meninggalkannya
bahwa untaian "THERE IS
ALWAYS ROOM AT THE TOP" akan selalu ada
27.5.13
teosentris dan antroposentris
Teosentris
Teosentris
berasal dar bahasa Yunani, theos, yang memilik iarti Tuhan, dan bahasa
Ingris, center, yang berarti pusat. Pada konteks ini, teosentris mengacu
pada pandangan bahwa sistem keyakinan dan nilai terkait Ketuhanan secara moralitas
lebih tinggi dibandingkan sistem lainnya. Teosentris adalah sebuah pemikiran dimana semua proses dalam kehidupan di
muka bumi ini akan kembali kepada Tuhan.
Pada kajian yang lebih mendalam, teosentris berarti menegakan kejayaan Tuhan dengan melakukan berbagai hal yang baikdan menghalau berbagai hal yang buruk.Terkait hal ini, perspektif Kristiani serupa dengan Islam. Kitab suci Al-Quran menyatakan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk mengagung kan dan menyembah Allah SWT, seperti yang dinyatakan pada surat Adh Dhariyat 51:56: “dan tidaka Kuciptakan jinn dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.” Menyembah, dalam kajian Islam, berarti mengakui pada kesatuan dan kekuasaan Allah SWT. Kehidupan merupakan perjuangan yang berkelanjutan antara kebajikan dan kejahatan.
Sementara kajian Kristiani juga mengandung arti yang sama mengenai konsep keberpusatan pada Tuhan dalam penciptaan manusia. Pada Yesaya 43:7, dikatakan: “semua orang yang disebutkan dengannama-Ku yang kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan jugaKujadikan!” Dengan kata lain, tujuan akhir manusia di dunia ini adalah untuk mengagungkan Tuhan. Perspektif teosentris bahwa Tuhan meminta manusia untuk mengikuti hukum moralitas disajikan melalui uraian mencitai Tuhan kita dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, dengan sepenuh tenaga, dan dengan sepenuh pikiran.
Dalam teologi modern, teosentris sering kali dihubungkan dengan pelayanan dan etika lingkungan. Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa manusia harus menjaga dunia sebagai pemelihara dan sehingga yang mana Tuhan menginginkan mereka. Manusia seharusnya memikirkan semua, dari hewan hingga tumbuhan hingga kemanusia sendiri. Hal ini memelihara bahwa manusia sejatinya di sini untuk waktu yang singkat dan seharusnya menjaga dunia untuk generasi mendatang.
Dari beberapa uraian diatas maka munculah beberapa permasalahan tentang pengertian teosentris :
Pada kajian yang lebih mendalam, teosentris berarti menegakan kejayaan Tuhan dengan melakukan berbagai hal yang baikdan menghalau berbagai hal yang buruk.Terkait hal ini, perspektif Kristiani serupa dengan Islam. Kitab suci Al-Quran menyatakan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk mengagung kan dan menyembah Allah SWT, seperti yang dinyatakan pada surat Adh Dhariyat 51:56: “dan tidaka Kuciptakan jinn dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.” Menyembah, dalam kajian Islam, berarti mengakui pada kesatuan dan kekuasaan Allah SWT. Kehidupan merupakan perjuangan yang berkelanjutan antara kebajikan dan kejahatan.
Sementara kajian Kristiani juga mengandung arti yang sama mengenai konsep keberpusatan pada Tuhan dalam penciptaan manusia. Pada Yesaya 43:7, dikatakan: “semua orang yang disebutkan dengannama-Ku yang kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan jugaKujadikan!” Dengan kata lain, tujuan akhir manusia di dunia ini adalah untuk mengagungkan Tuhan. Perspektif teosentris bahwa Tuhan meminta manusia untuk mengikuti hukum moralitas disajikan melalui uraian mencitai Tuhan kita dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, dengan sepenuh tenaga, dan dengan sepenuh pikiran.
Dalam teologi modern, teosentris sering kali dihubungkan dengan pelayanan dan etika lingkungan. Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa manusia harus menjaga dunia sebagai pemelihara dan sehingga yang mana Tuhan menginginkan mereka. Manusia seharusnya memikirkan semua, dari hewan hingga tumbuhan hingga kemanusia sendiri. Hal ini memelihara bahwa manusia sejatinya di sini untuk waktu yang singkat dan seharusnya menjaga dunia untuk generasi mendatang.
Dari beberapa uraian diatas maka munculah beberapa permasalahan tentang pengertian teosentris :
a. Apakah
manusia memiliki kehendak bebas dalam kajian Teosentris ?
b. Apakah
manusia memiliki kreatifitas dalam kajian Teosentris ?
c. Apakah
manusiame miliki tujuan dalam kajian Teosentris ?
d. Apakah
manusia bertanggung jawab dalam kajian Teosentris ?
Kehendak Bebas dalam Kajian Teosentris
Terkait dengan berkehendak bebas, dalam kajian Teosentris, manusia masih diberikan kebebasan. Namun kebebasan dibatasi dalam ruang lingkup aturanTuhan, dimana setiap perbuatan akan mendapatkan ganjaran, baikdan buruk.
Teosentris sangat menekankan fungsi kebebasan dalam kaitannya dengan peran manusia sebagai kalifah di muka bumi. Dalam peran tersebut, manusia dituntut untuk menjalani hidup sesuai dengan tuntunan tertentu yang berorientasi pada pelestarian kehidupan dan keharmonisan hubungan.
Kreatifitas dalam Kajian Teosentris
Setiap manusia memiliki potensi kreatif. Kebebasan yang diberikan pada Teosentris menumbuhkembangkan aspek kreatifitas yang dimiliki manusia. Namun aspek kreatifitas yang dimaksud di sini mematuhi pada hukum-hukum Tuhan, atau dapat diistilahkan sebagai kreatifitas ilahiah. Perpaduan antara aspek kreatifitas manusia dan teosentris merupakan pemicu lahirnya tradisi dan budaya pemujaan dan pengagungan Tuhan. Selain itu, dengan kreatifitasnya, manusia dapat mewujudkan berbagai tujuan yang dimilikinya, yang tentunya sesuai dengan ketetapan Tuhan.
Tujuan dalam Kajian Teosentris
Jika dikaji dari Teosentris, maka manusia sejatinya memiliki tujuan. Tujuan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan akhir (end goals) dan tujuan perantara (mean goals). Tujuan perantara merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan akhir, yaitu mendapatkan keridhaan Tuhan. Tujuan perantara dibuat dan diwujudkan dengan tetap mengacu pada koridor aturan Tuhan.
Tanggungjawab dalam Kajian Teosentris
Kembali lagi seperti yang telah diuraikan di bagian sebelumnya, bahwa dalam kehidupannya manusia dapat memiliki banyak tujuan perantara. Berbagai tujuan perantara ini dibuat dan diwujudkan dengan mengacu pada hukum Tuhan. Penyimpangan terhadap hukum Tuhan, memberikan konsekuensi berupa dosa. Walaupun berbagai kesalahan tersebut dapat diampuni, namun berbagai dosa yang dilakukan secara disadari dan berkelanjutan, pada akhirnya menghambat perwuju dan tujuan akhir, keridhaan Tuhan.
Sehingga singkatnya, manusia dalam mewujudkan tujuan perantaranya, harus selalu menjaga langkahnya untuk tidak melanggar aturan Tuhan.Dengan kata lain manusia memiliki tanggungjawab untuk selalu menjaga setiap langkahnya dalam kehidupan.
Kehendak Bebas dalam Kajian Teosentris
Terkait dengan berkehendak bebas, dalam kajian Teosentris, manusia masih diberikan kebebasan. Namun kebebasan dibatasi dalam ruang lingkup aturanTuhan, dimana setiap perbuatan akan mendapatkan ganjaran, baikdan buruk.
Teosentris sangat menekankan fungsi kebebasan dalam kaitannya dengan peran manusia sebagai kalifah di muka bumi. Dalam peran tersebut, manusia dituntut untuk menjalani hidup sesuai dengan tuntunan tertentu yang berorientasi pada pelestarian kehidupan dan keharmonisan hubungan.
Kreatifitas dalam Kajian Teosentris
Setiap manusia memiliki potensi kreatif. Kebebasan yang diberikan pada Teosentris menumbuhkembangkan aspek kreatifitas yang dimiliki manusia. Namun aspek kreatifitas yang dimaksud di sini mematuhi pada hukum-hukum Tuhan, atau dapat diistilahkan sebagai kreatifitas ilahiah. Perpaduan antara aspek kreatifitas manusia dan teosentris merupakan pemicu lahirnya tradisi dan budaya pemujaan dan pengagungan Tuhan. Selain itu, dengan kreatifitasnya, manusia dapat mewujudkan berbagai tujuan yang dimilikinya, yang tentunya sesuai dengan ketetapan Tuhan.
Tujuan dalam Kajian Teosentris
Jika dikaji dari Teosentris, maka manusia sejatinya memiliki tujuan. Tujuan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan akhir (end goals) dan tujuan perantara (mean goals). Tujuan perantara merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan akhir, yaitu mendapatkan keridhaan Tuhan. Tujuan perantara dibuat dan diwujudkan dengan tetap mengacu pada koridor aturan Tuhan.
Tanggungjawab dalam Kajian Teosentris
Kembali lagi seperti yang telah diuraikan di bagian sebelumnya, bahwa dalam kehidupannya manusia dapat memiliki banyak tujuan perantara. Berbagai tujuan perantara ini dibuat dan diwujudkan dengan mengacu pada hukum Tuhan. Penyimpangan terhadap hukum Tuhan, memberikan konsekuensi berupa dosa. Walaupun berbagai kesalahan tersebut dapat diampuni, namun berbagai dosa yang dilakukan secara disadari dan berkelanjutan, pada akhirnya menghambat perwuju dan tujuan akhir, keridhaan Tuhan.
Sehingga singkatnya, manusia dalam mewujudkan tujuan perantaranya, harus selalu menjaga langkahnya untuk tidak melanggar aturan Tuhan.Dengan kata lain manusia memiliki tanggungjawab untuk selalu menjaga setiap langkahnya dalam kehidupan.
Antroposentris
Antroposentris adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya.
Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alamti dak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Munculnya teori Antroposentris, maka berkembanglah teori yang berkaitan dengan Antroposentris. Diantaranya :
Antroposentris adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya.
Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alamti dak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Munculnya teori Antroposentris, maka berkembanglah teori yang berkaitan dengan Antroposentris. Diantaranya :
a. Teori
Etika Egosentris
b. Teori
Etika Homosentris
c. Teori
Etika Ekosentris
Etika Egosentris
Etika egosentris adalah etaika yang berdasarkan ego (diri). Focus etika ini adalah suatu keharusan untuk melakkukan tindakan yang baik bagi diri. Menurut Sony Keraf (1990: 31) etika egosentris memempercayai bahwa tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingannya sendiri dan demi keuntungan dan kemajuannya pribadi. Dengan demikian manusia merupakan pelaku rasional dalam mengusahakan hidup dengan memanfaatkan alam yang berdasarkan pada kenyataan.
Etika Homosentris
Etika homosentris bertolak belakang dengan etika egosentris dalam arti jika egosentris lebih menekankan pada individu, maka etika homosentris lebih menitik beratkan pada masyarakat. Model-model yang dijadikan dasarnya adalah kepentingan social dengan memperhatikan hubungan antara pelaku dengan lingkungan yang mampu melindungi sebagian besar hajat masyarakat.
Etika Ekosentris
Etika ekosentris merupakan aliran etika yang ideal sebagai pendekatan dalam mengatasikrisis ekologi dewasa ini. Hal ini disebabkan karena etika ekosentris lebih berpihak pada lingkungan secara keseluruhan, baik biotik maupun abiotik. Hal terpenting dalam pelestarian lingkungan menurut etika ekosentris adalah tetap bertahannya segala yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat.
Kesimpulan
Etika Egosentris
Etika egosentris adalah etaika yang berdasarkan ego (diri). Focus etika ini adalah suatu keharusan untuk melakkukan tindakan yang baik bagi diri. Menurut Sony Keraf (1990: 31) etika egosentris memempercayai bahwa tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingannya sendiri dan demi keuntungan dan kemajuannya pribadi. Dengan demikian manusia merupakan pelaku rasional dalam mengusahakan hidup dengan memanfaatkan alam yang berdasarkan pada kenyataan.
Etika Homosentris
Etika homosentris bertolak belakang dengan etika egosentris dalam arti jika egosentris lebih menekankan pada individu, maka etika homosentris lebih menitik beratkan pada masyarakat. Model-model yang dijadikan dasarnya adalah kepentingan social dengan memperhatikan hubungan antara pelaku dengan lingkungan yang mampu melindungi sebagian besar hajat masyarakat.
Etika Ekosentris
Etika ekosentris merupakan aliran etika yang ideal sebagai pendekatan dalam mengatasikrisis ekologi dewasa ini. Hal ini disebabkan karena etika ekosentris lebih berpihak pada lingkungan secara keseluruhan, baik biotik maupun abiotik. Hal terpenting dalam pelestarian lingkungan menurut etika ekosentris adalah tetap bertahannya segala yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat.
Kesimpulan
Teosentris adalah sebuah pemikiran dimana semua proses dalam kehidupan di
muka bumi ini akan kembali kepada Tuhan. Antroposentris adalah
teori etika lingkungan yang memandang
manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Pada hakikatnya manusia itu
bersifat antroposentris, manusia sebagai khalifah (pemimpin) yang mempunyai
kehendak bebas untuk mengatur tatanan lingkungan dengan batasan hukum-hukum
yang telah ditetapkan oleh tuhan. Sebab segala perlakuan akan mendapatkan
ganjarannya masing-masing, baik itu perlakuan baik maupun perlakuan buruk.
Jadi
sistem yang ada di dunia ini bersifat teosentris menuju antroposentris, dari
Tuhan kepada manusia (bumi), dari manusia kepada alam, dari teori kepada
tindakan, dan dari takdir menuju kehendak bebas dan pada akhirnya akan kembali
lagi kepada Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)